Monday, November 29, 2010

Miscarry of Church (Kegagalan Gereja)


              This site will invite you to live more righteous in the Lord of Jesus.  The values of Deterioration Christian faith has been so severe. The Church is no longer able to stem the secular culture that is so rooted in the style thinking of the congregation members. The rich will get first priority, which is the hypocritical raced to wear clothes of service, and wait a minute for the poor. Facts and NO indisputable ..! It's ironic we are not aware that the actual events of Sodom and Gomorrah happened to the churches that exist today.
And indeed fortunate for the church has not been executed, was really lucky because there may be the congregation members that still really pleases God. The question: "Are we that have been made to delay the punishment of God?

Situs ini akan mengundang anda untuk hidup lebih benar di mata Tuhan Yesus. Kemerosotan nilai-nilai iman Kristen sudah begitu parah. Gereja sudah tidak mampu lagi membendung budaya duniawi yang sudah begitu mengakar dalam gaya berfikir anggota jemaat nya.
Yang kaya pasti mendapat kan prioritas utama, yang munafik berlomba untuk mengenakan baju pelayanan, yang miskin nanti dulu. Itu kenyataan dan TIDAK terbantahkan..!
Sungguh ironi kita tidak sadar bahwa sebenarnya peristiwa SODOM dan GOMORA sudah menimpa gereja-gereja yang ada saat ini. Dan sungguh beruntung bagi gereja belum tereksekusi, sungguh beruntung karena mungkin masih ada beberapa anggota jemaat nya yang sungguh-sungguh berkenan dihadapan Tuhan.
Pertanyaan nya : “Apakah kita yang telah menjadikan Tuhan menunda penghukuman itu? 

Misi Kedatangan Tuhan ke dunia.

Tuhan sendiri melalui Yesus Kristus perlu datang ke dunia ini untuk hanya untuk supaya manusia yang percaya kepada NYA, tidak binasa melainkan memperoleh kehidupan yang kekal. Dengan dasar apa Tuhan (yang memiliki isi dunia ini) berkenan datang mendekati kita? Hanya dengan motivasi Kasih Nya yang sangat besar. (Yohanes 3:16) - "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Lalu, bagaimana respon kita? Kita yang sudah menjadi Kristen, tentunya bukan Kristen KTP, bukan kristen bayi, tetapi yang saya maksudkan adalah Kristen yang sudah dewasa, yang diharapkan mengerti benar akan kebenaran Firman yang di sabdakan sendiri oleh Tuhan, ketika DIA berada ditengah-tengah manusia. Kristus berkata, "Aku datang supaya mereka beroleh hidup, dan memperolehinya dalam segala kelimpahan." (hidup yang bererti dan penuh kebahagiaan) Yohanes 10:10b 
Dari kedua Firman Tuhan ini jelas bahwa hanya oleh karena kemauan Tuhan sendiri, Tuhan ingin manusia beroleh kesejahteraan, oleh karena itu adalah munafik jika menganggap bahwa segala sesuatu yang kita peroleh menjadi simbol kesombongan untuk merendahkan orang lain, untuk memojokan orang lain, bahkan untuk mengasingkan orang lain, sehingga kita memiliki perkumpulan khusus, yakni perkumpulan yang terdiri dari orang-orang kaya/ berada, lebih celakanya, tradisi tersebut diteruskan didalam kehidupan bergereja, dalam struktur pelayanan yang menggunakan istilah komisi untuk memilah serta membagi fungsi pelayanan, disinilah terdapat istilah Komisi Elite, pengurus inti dan anggota nya kebanyakan orang wah, bermobil semua, dan sepertinya memang diatur demikian, kalaupun toh ada yang kurang mampu sempat masuk didalam kepengurusan komisi, ya orang itu lah yang akan bekerja paling keras, mengerjakan segala sesuatu nya, dan yang lain nya hanya ngomong, memberikan instruksi, tetapi soal tampil di mimbar gereja, ingin nya nomor satu, bahkan yang parah, mau tampil tetapi tidak mengerti harus melakukan apa.
Mereka tidak sadar bahwa hanya oleh Kasih karunia Nya kita bisa memiliki harta benda,
"Sabab anggonmu padha kapitulungan rahayu iku saka sih rahmat marga pracaya lan iku dudu wohing pambudidayamu, nanging peparinge Gusti Allah, iku dudu wohing panggawemu: Aja ana wong kang gumunggung". (Efesus 2:8-9)
dan mereka belum sadar juga bahwa kalau mereka mati, mereka tidak akan membawa apa-apa.
Paulus berkata, “kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia, dan kita tidak dapat membawa sesuatu keluar darinya” (1Tim.6:7).
Ayub berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamya” (Ayub 1:21)

bersambung......


.

Thursday, August 12, 2010

Melihat dengan iman Posted on Kamis, 12 Agustus, 2010 by saat teduh


Baca: Mazmur 126
Jika kita memfokuskan seluruh perhatian kita kepada Allah yang benar, maka kita tidak akan pernah kehabisan alasan  untuk bersyukur dan berharap. Mazmur ziarah ini terbagi menjadi dua: refleksi atas kepulangan bangsa Israel ke  negerinya dan permohonan agar Tuhan memulihkan juga keadaan alam mereka sehingga mereka dapat kembali hidup makmur.
“Hidup ini tidak adil!” begitu keluhan yang kadang terbit di hati kita, disadari maupun tidak. “Kenapa orang beriman  hidupnya susah? Kenapa orang baik dihukum Tuhan lebih keras daripada mereka yang jelas-jelas jahat, tetapi bisa  terus berkubang di dalam kejahatan mereka?” Ada begitu banyak pertanyaan dalam benak kita. Begitu banyak hingga  bagaikan kabut tebal yang menutupi pandangan kita ke depan.
Iman bagaikan laser yang bisa menembus tebalnya kabut ketidakjelasan hidup hingga kita dapat melihat kebaikan Tuhan. Setelah puluhan tahun di pembuangan, ketika Tuhan akhirnya membawa bangsa Israel kembali ke negeri  mereka, mereka masih bisa melihat betapa besarnya karya Tuhan melalui terbuang dan kembalinya mereka. Mereka  ternganga, terlonjak-lonjak kegirangan, dan mengembalikan segala hormat, pujian, dan syukur mereka kepada Tuhan.
Ketika menemukan bahwa negeri mereka dalam keadaan yang merana, mereka datang kepada Tuhan meminta  pemulihan. Mereka percaya bahwa kalau Tuhan yang memulihkan, maka padang gurun pun bisa menjadi padang  rumput. Karena itu mereka tidak duduk diam. Sambil memohon dan meratap mereka tetap melakukan bagian mereka,  yaitu menyiangi tanah, menabur benih, dan menyiapkan jalan bagi pekerjaan Tuhan.
Kondisi hidup yang bangsa Israel hadapi tidak serta-merta membuat orang bersyukur dan berharap. Dibutuhkan iman yang sejati untuk bersyukur dan berharap dalam segala keadaan. Cukup tangguhkah iman Anda untuk melihat Tuhan menembus kegelapan kabut yang menyelubungi kehidupan?
Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab. Isi Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab, artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat diperoleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:ppa@ppa.or.id. Informasi lengkap : PPA di: http://www.ppa.or.id

Mengakui atau Menyangkal Kristus

Posted on Kamis, 12 Agustus, 2010 by saat teduh
- Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville -
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 10
Akuilah Yesus dalam seluruh aspek hidupmu, karena dialah yang berkuasa dan yang memelihara hidupmu.
Sangat mudah sekali bagi orang percaya untuk mengakui Yesus saat berada di gereja atau persekutuan. Akan tetapi, tidak mudah melakukan hal itu saat kita berada di tengah masyarakat umum. Petrus adalah murid Tuhan Yesus yang pernah menyatakan bahwa dia rela mati bagi Tuhan Yesus. Selang beberapa jam kemudian, ternyata dia menyangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali.
Mungkin kita berpikir bahwa kita bukan Petrus dan kita lebih baik dari Petrus. Marilah kita menguji diri kita melalui tiga pertanyaan. Pertama, apa kah kita berani atau malu menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada orang lain? Saat pembicaraan kita dengan seseorang terkait dengan masalah iman dan kepercayaan kepada Kristus, apakah kita memakai kesempatan itu un tuk bersaksi atau kita segera mengalihkan pembicaraan kepada hal lain? Kedua, apakah kita menyatakan prinsip kebenaran Kristus dalam usaha dan pekerjaan kita tanpa kompromi? Mudah bagi kita untuk berbicara tentang menerapkan kebenaran Kristus dalam hidup orang lain, tetapi tidak mudah menerapkannya dalam usaha dan pekerjaan kita sendiri, apalagi bila ber­hubungan dengan uang dalam jumlah besar! Ketiga, apakah kita merasa puas dan bangga terhadap prestasi, kepandaian, kekayaan, dan kesuksesan yang telah kita raih, dan kita beranggapan bahwa semua keberhasilan kita itu disebabkan karena kekuatan dan kehebatan diri kita sendiri? Apakah kita sering lupa bahwa semua yang telah kita capai itu merupakan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus? Ujilah diri Anda dengan merenungkan ketiga pertanya an di atas! Amin! [MW]

Matius 10:32-33
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga. ”
"RASAKAN DAN LIHATLAH BETAPA TUHAN ITU SANGAT BAIK"