Lalu,
bagaimana respon kita? Kita yang sudah menjadi Kristen, tentunya bukan
Kristen KTP, bukan kristen bayi, tetapi yang saya maksudkan adalah
Kristen yang sudah dewasa, yang diharapkan mengerti benar akan
kebenaran Firman yang di sabdakan sendiri oleh Tuhan, ketika DIA berada
ditengah-tengah manusia. Kristus berkata, "Aku datang
supaya mereka beroleh hidup, dan memperolehinya dalam segala
kelimpahan." (hidup yang bererti dan penuh kebahagiaan) Yohanes 10:10b
Dari
kedua Firman Tuhan ini jelas bahwa hanya oleh karena kemauan Tuhan
sendiri, Tuhan ingin manusia beroleh kesejahteraan, oleh karena itu
adalah munafik jika menganggap bahwa segala sesuatu yang kita peroleh
menjadi simbol kesombongan untuk merendahkan orang lain, untuk
memojokan orang lain, bahkan untuk mengasingkan orang lain, sehingga
kita memiliki perkumpulan khusus, yakni perkumpulan yang terdiri dari
orang-orang kaya/ berada, lebih celakanya, tradisi tersebut diteruskan
didalam kehidupan bergereja, dalam struktur pelayanan yang menggunakan
istilah komisi untuk memilah serta membagi fungsi pelayanan, disinilah
terdapat istilah Komisi Elite, pengurus inti dan anggota nya kebanyakan
orang wah, bermobil semua, dan sepertinya memang diatur demikian,
kalaupun toh ada yang kurang mampu sempat masuk didalam kepengurusan
komisi, ya orang itu lah yang akan bekerja paling keras, mengerjakan
segala sesuatu nya, dan yang lain nya hanya ngomong, memberikan
instruksi, tetapi soal tampil di mimbar gereja, ingin nya nomor satu,
bahkan yang parah, mau tampil tetapi tidak mengerti harus melakukan apa.
Mereka tidak sadar bahwa hanya oleh Kasih karunia Nya kita bisa memiliki harta benda,
"Sabab
anggonmu padha kapitulungan rahayu iku saka sih rahmat marga pracaya
lan iku dudu wohing pambudidayamu, nanging peparinge Gusti Allah, iku
dudu wohing panggawemu: Aja ana wong kang gumunggung". (Efesus 2:8-9)
dan mereka belum sadar juga bahwa kalau mereka mati, mereka tidak akan membawa apa-apa.
Paulus berkata, “kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia, dan kita tidak dapat membawa sesuatu keluar darinya” (1Tim.6:7).
Ayub berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan
telanjang juga aku akan kembali ke dalamya” (Ayub 1:21)